(Foto:CNNGo)
SAAT dalam perjalanan menggunakan pesawat terbang, Anda membutuhkan strategi khusus untuk pemesanan makan. Beberapa juru masak yang pernah bekerja di maskapai membocorkan fakta dan tip seputar hal ini.
Ketika memesan di pesawat, makanan sebaiknya berupa rebusan. Jika tidak tersedia, ada baiknya Anda memesan nasi goreng dan ikan berlemak (salmon, tuna, dan lainnya) karena pasta, mi, dada ayam, atau menu apa saja yang digoreng lama tidak baik dalam kondisi perjalanan di pesawat. Rekomendasi ini datang langsung dari orang-orang yang bertugas membuat jutaan makanan dalam pesawat setiap harinya, seperti Direktur Kuliner di Lsg Sky Chefs Asia Pasifik, Fritz Bruto
Fritz terbiasa mempersiapkan sekira 30.000 menu setiap hari untuk maskapai penerbangan, seperti Dragonair, United Airlines, dan British Airways. Tantangan terbesarnya adalah melayani ratusan makanan berkualitas, tetapi tanpa pisau dan tanpa bahan-bahan segar.
Mencicipi bukan prioritas utama
“Keprihatinan utama kami sebenarnya adalah keamanan pangan. Sebab, kami memasak dalam jumlah besar, namun kami tidak mampu memberikan kenyamanan dan kenikmatan dalam merasakan masakan di pesawat,” kata Fritz, seperti dikutip CNNGo, Minggu (1/4/2012).
Dia mencontohkan steak setengah matang, ikan yang hanya sampai 65 derajat Celsius, ayam hanya 74 derajat Celsius, dan lainnya. “Kami tentu punya banyak risiko,” ujarnya.
Itu sebabnya metode memasak, seperti sous vide, dapat menghasilkan fillet sempurna dan bertekstur, tapi tidak akan dipotong untuk standar keselamatan penerbangan.
Setelah memastikan makanan tidak akan membuat orang sakit, prioritas berikutnya Kotor adalah konsistensi. “Kami bukan restoran, di mana kami tidak bisa pergi ke pasar di pagi hari lalu membeli bahan-bahan dan mengolahnya secara istimewat khusus hari ini,” tambahnya. Jadi, inilah alasan Anda tidak bisa memesan makanan secara khusus.
Memasak di pesawat tidak bisa sembarangan. Rumus dasar makanan maskapai terbilang sederhana, yakni masak seadanya, dinginkan, lalu panaskan, bila diperlukan. "Bila awak kabin menyalakan oven, maka turbulensi yang terjadi. Anda bisa bayangkan apa yang terjadi akibat makanan," kata Fritz.
Selalu memesan rebusan
Makanan yang secara konsisten bisa menjawab tantangan katering di pesawat adalah sup. "Kami bisa didihkan dan panaskan kembali berulang, dan ini masih tetap berwujud rebusan," tambah Fritz.
Jika dilakukan dengan benar, tekstur sayuran bahkan dapat terjaga. Kelembapan nasi goreng dan ikan berlemak juga terjaga dengan baik dalam pemanasan berulang. Sementara, pasta bisa menjadi pilihan yang berisiko karena harus dimasak lama. Juga, rasio pasta dan saus harus seimbang sehingga pasta tidak terlalu basah ataupun kering.
Ketika memesan di pesawat, makanan sebaiknya berupa rebusan. Jika tidak tersedia, ada baiknya Anda memesan nasi goreng dan ikan berlemak (salmon, tuna, dan lainnya) karena pasta, mi, dada ayam, atau menu apa saja yang digoreng lama tidak baik dalam kondisi perjalanan di pesawat. Rekomendasi ini datang langsung dari orang-orang yang bertugas membuat jutaan makanan dalam pesawat setiap harinya, seperti Direktur Kuliner di Lsg Sky Chefs Asia Pasifik, Fritz Bruto
Fritz terbiasa mempersiapkan sekira 30.000 menu setiap hari untuk maskapai penerbangan, seperti Dragonair, United Airlines, dan British Airways. Tantangan terbesarnya adalah melayani ratusan makanan berkualitas, tetapi tanpa pisau dan tanpa bahan-bahan segar.
Mencicipi bukan prioritas utama
“Keprihatinan utama kami sebenarnya adalah keamanan pangan. Sebab, kami memasak dalam jumlah besar, namun kami tidak mampu memberikan kenyamanan dan kenikmatan dalam merasakan masakan di pesawat,” kata Fritz, seperti dikutip CNNGo, Minggu (1/4/2012).
Dia mencontohkan steak setengah matang, ikan yang hanya sampai 65 derajat Celsius, ayam hanya 74 derajat Celsius, dan lainnya. “Kami tentu punya banyak risiko,” ujarnya.
Itu sebabnya metode memasak, seperti sous vide, dapat menghasilkan fillet sempurna dan bertekstur, tapi tidak akan dipotong untuk standar keselamatan penerbangan.
Setelah memastikan makanan tidak akan membuat orang sakit, prioritas berikutnya Kotor adalah konsistensi. “Kami bukan restoran, di mana kami tidak bisa pergi ke pasar di pagi hari lalu membeli bahan-bahan dan mengolahnya secara istimewat khusus hari ini,” tambahnya. Jadi, inilah alasan Anda tidak bisa memesan makanan secara khusus.
Memasak di pesawat tidak bisa sembarangan. Rumus dasar makanan maskapai terbilang sederhana, yakni masak seadanya, dinginkan, lalu panaskan, bila diperlukan. "Bila awak kabin menyalakan oven, maka turbulensi yang terjadi. Anda bisa bayangkan apa yang terjadi akibat makanan," kata Fritz.
Selalu memesan rebusan
Makanan yang secara konsisten bisa menjawab tantangan katering di pesawat adalah sup. "Kami bisa didihkan dan panaskan kembali berulang, dan ini masih tetap berwujud rebusan," tambah Fritz.
Jika dilakukan dengan benar, tekstur sayuran bahkan dapat terjaga. Kelembapan nasi goreng dan ikan berlemak juga terjaga dengan baik dalam pemanasan berulang. Sementara, pasta bisa menjadi pilihan yang berisiko karena harus dimasak lama. Juga, rasio pasta dan saus harus seimbang sehingga pasta tidak terlalu basah ataupun kering.