Situs
internet Wikileaks untuk sementara waktu menghentikan publikasi
dokumen-dokumen rahasia. Wikileaks mengatakan mereka akan memusatkan
perhatian pada penghimpunan dana untuk menjamin kelangsungannya di masa
depan.
Pengumuman
ini muncul setelah tindakan yang menurut mereka sebagai blokade yang
dilakukan perusahaan-perusahaan keuangan yang berbasis di Amerika
Serikat. Blokade itu ditempuh setelah pengungkapan di internet ribuan
dokumen rahasia milik pemerintah Amerika Serikat maupun telegram
diplomatik.
Pendiri
Wikileaks, Julian Assange, mengatakan, sejak Desember lalu berlangsung
blokade keuangan yang sewenang-wenang dan melanggar hukum oleh Bank of
America, Visa, MasterCard, PayPal, dan Western Union. "Serangan itu
telah menghancurkan 95% pendapatakan kami," ucapnya seperti dikutip dari
BBC.
Mantan
peretas komputer itu mengatakan, lembaga yang didirikannya kehilangan
sumbangan puluhan juta dollar pada saat biaya operasi mereka meningkat.
"Sekelompok
perusahaan keuangan Amerika Serikat tidak boleh dibiarkan memutuskan
dengan menggunakan kantungnya tentang bagainama dunia memberikan suara,"
tambahnya.
Assange menambahkan, saat ini Wikileaks harus mencari dana secara agresif untuk melawan blokade dari musuh-musuhnya.
Pekan
ketiga September, Julian Assange gagal menghentikan penerbitan
memoarnya yang berjudul Julian Assange: The Unauthorised Autobiography.
Buku
itu langsung menjadi buku laris ketika diluncurkan, namun Assange
mengatakan buku itu masih belum merupakan naskah akhir dan diterbitkan
tanpa persetujuannya.
Namun
penerbitnya, Canongate Books, menegaskan bahwa Assange sepakat dengan
penerbitan buku itu dan menandatangani kontrak dengan mereka.
Assange saat ini juga sedang terlibat hukum sehubungan dengan gugatan pelecehan seksual.