Setiap kali Kay Underwood tertawa, otot-otot tubuhnya lumpuh
seketika. Dalam kondisi itu, wanita 22 tahun ini akan sulit menggerakkan
tubuhnya, meski matanya bisa melihat dan telinganya mendengar.
Seperti dikutip dari laman Guardian, pada akhir 2008, mahasiswi
arsitektur ini didiagnosis menderita cataplexy. "Aku bisa terjatuh lemas
40 kali dalam sehari gara-gara tertawa," ujar Kay. Kelumpuhan baru
hilang ketika emosinya kembali stabil.
Kay pertama kali mendapat serangan lumpuh mendadak ini saat kuliah
semester awal. "Saat itu aku sedang di dapur bersama seorang teman. Saat
sedang tertawa lepas, aku tiba-tiba terjatuh ke lantai. Aku bisa
mendengar dan melihat, tapi aku tak bisa bergerak," ujarnya.
Tak hanya saat tertawa, Kay juga bisa lumpuh sesaat ketika merasakan
emosi berlebih seperti menangis, terlalu gembira, terkejut, malu, dan
ketakutan. Bahkan, Kay bisa terjatuh saat mendengar pria menyatakan
cinta.
"Pasien saya yang lain malah lumpuh ketika orgasme," kata Dr Andrew
Hall, konsultan anestesi, perawatan intensif, dan gangguan tidur di
Leicester General Hospital, rumah sakit tempat Kay menjalani sejumlah
terapi medis.
Dr Andrew mengatakan, dunia medis belum berhasil mengungkap penyebab
sakit ini. Sejumlah pakar medis menduga adanya faktor genetik. Namun,
ada pula yang berpikir bahwa itu terjadi akibat gangguan autoimun atau
kerusakan otak yang dipicu infeksi parah. Belum ada obat yang bisa
menyembuhkannya.
Penyakit ini mungkin tidak mematikan, tapi cukup berbahaya ketika
penderita terjatuh di lokasi yang tak aman. "Aku selalu berpikir, bahaya
bisa menyerang kapan saja. Aku tak pernah tahu apa ada kaca di
sekitarku," ujarnya yang sempat frustasi dengan kondisinya.
"Setiap sudut bisa mendatangkan bahaya untukku. Secangkir teh di tangan
juga bisa berbahaya," Kay menambahkan. "Coba bayangkan ketika serangan
itu muncul saat aku sedang bersepeda atau mengemudi."
• VIVAnews