Peneliti asal Melbourne University, Tullia Jack tertantang untuk membuktikan hal itu melalui sebuah eksperimen. Untuk keperluan tersebut, ia merekrut 30 orang relawan yang akan mengenakan jins selama 3 bulan berturut-turut mulai April hingga Mei 2012.
Menurut Jack, jins yang dipakai para relawan dalam percobaan ini akan sangat kotor baik oleh bekas makanan maupun debu dan minyak. Namun ia meyakini, kotoran itu hanya kan membuat penampilannya tampak lusuh sedangkan baunya tidak akan seburuk yang dibayangkan.
"Bau jins yang tidak dicuci tidak akan mengganggu secara sosial. Baunya sama saja dengan bau badan manusia," ungkap Jack yang melakukan eksperimen tersebut sebagai tugas akhir studi lanjutnya.
Melalui pembuktian tersebut, ia ingin mengritik kecenderungan manusia moderen yang terlalu takut atau paranoid dengan kotoran. Gara-gara tidak ingin kotor, orang cenderung mencuci segala sesuatu secara berlebihan dan sebagai dampaknya terjadilah krisis air bersih.
Apabila dugaan Jack terbukti benar, maka eksperimen ini akan menguatkan penelitian-penelitian tentang kebersihan celana jins sebelumnya. Dalam penelitian terdahulu, jins yang tidak dicuci berbulan-bulan terbukti tidak menyebabkan penyakit asal dilapisi pakaian dalam yang selalu bersih.
Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, penelitian di University of Alberta menunjukkan jins yang tidak dicuci selama 15 bulan hanya ditumbuhi rata-rata 10.000 unit bakteri setiap centimeter persegi. Jenis bakteri yang ditemukan pada umumnya bukan bakteri patogen yang memicu ancaman serius.
Jadi intinya, jika kamu memutuskan untuk tidak mencuci jeans maka perhatikan jenis bau badan kamu, so.. mandilah secara teratur agar jeans tersebut selalu mengikuti aroma tubuh si pemakai.
Menurut Jack, jins yang dipakai para relawan dalam percobaan ini akan sangat kotor baik oleh bekas makanan maupun debu dan minyak. Namun ia meyakini, kotoran itu hanya kan membuat penampilannya tampak lusuh sedangkan baunya tidak akan seburuk yang dibayangkan.
"Bau jins yang tidak dicuci tidak akan mengganggu secara sosial. Baunya sama saja dengan bau badan manusia," ungkap Jack yang melakukan eksperimen tersebut sebagai tugas akhir studi lanjutnya.
Melalui pembuktian tersebut, ia ingin mengritik kecenderungan manusia moderen yang terlalu takut atau paranoid dengan kotoran. Gara-gara tidak ingin kotor, orang cenderung mencuci segala sesuatu secara berlebihan dan sebagai dampaknya terjadilah krisis air bersih.
Apabila dugaan Jack terbukti benar, maka eksperimen ini akan menguatkan penelitian-penelitian tentang kebersihan celana jins sebelumnya. Dalam penelitian terdahulu, jins yang tidak dicuci berbulan-bulan terbukti tidak menyebabkan penyakit asal dilapisi pakaian dalam yang selalu bersih.
Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, penelitian di University of Alberta menunjukkan jins yang tidak dicuci selama 15 bulan hanya ditumbuhi rata-rata 10.000 unit bakteri setiap centimeter persegi. Jenis bakteri yang ditemukan pada umumnya bukan bakteri patogen yang memicu ancaman serius.
Jadi intinya, jika kamu memutuskan untuk tidak mencuci jeans maka perhatikan jenis bau badan kamu, so.. mandilah secara teratur agar jeans tersebut selalu mengikuti aroma tubuh si pemakai.
exelroze.info