Seperti diketahui, banyak pula pesepak bola Muslim yang merumput di
Eropa. Sebut saja di Spanyol ada Frederic Kanoute, di Italia ada
Mohammed Sissoko, Sulley Muntari, sementara di Inggris ada Nicolas
“Bilal” Anelka, Robin Van Persie, Kolo dan Yaya Toure, dan di Jerman ada
Franck Ribery, Mesut Ozil. Apakah mereka menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan
di tengah-tengah kompetisi yang keras dan sangat memeras fisik dan emosi
itu?
Franck Ribery
Beberapa tahun ke belakang, di awal kemunculannya Ribery
digadang-gadang akan bisa seperti Zinedine Zidane. Selain juga sama-sama
berasal dari Prancis, keduanya juga Muslim. Zidane selama kariernya
dianggap sebagai pesepak bola yang berhasil mempresentasikan seorang
Muslim. Ingat insiden tandukan mautnya kepada Marco Materrazzi ketika
Prancis berduel dalam final Piala Dunia 2006 di Jerman? Konon, itu
karena Materrazzi menghina ibu dan saudara perempuan Zidane yang
merupakan Muslimah. Ketika Zidane pensiun, Ribery diharapkan bisa
meneruskan jejak Zidane.
Tapi bagaimana kenyataannya? Ketika Bayern Muenchen, klubnya saat
ini, juara Bundesliga, Ribery juga ternyata ikut meminum bir perayaan
dengan rekan-rekannya. Yang terbaru yang paling hangat, Ribery dijerat
oleh kepolisian Prancis karena memakai jasa pelacur di bawah umur. Ia
banyak dicerca dan dihujat. Jadi, Ribery puasa Ramadan? Wallohu alam bi
shawwab.
Sulley Muntari dan Mohammed Sissoko
Seri A Italia menyumbang dua pesepak bola Muslim yang cukup terkenal.
Keduanya berasal dari Afrika, namun berbeda klub. Muntari dari Ghana
merumput bersama Inter Milan, dan Sissoko di Juventus, dua klub besar
Italia yang menjadi rival berat. Musim lalu, selama Ramadan, Jose
Mourinho—pelatih Inter saat itu, dan kini ke Real Madrid—sering
mempermasalahkan penampilan Muntari yang out of form di lapangan karena Muntari tengah melaksanakan puasa.
Sedangkan Sissoko acap kali diganti oleh pelatihnya di babak kedua,
jika Juventus bertanding, dengan alas an agar ia tak batal puasanya.
Kolo Toure dan Nicolas Anelka
Keduanya bermain di Premiere League Inggris. Toure sebagai kapten
Manchester City dan Anelka penggedor di Chelsea, juara liga musim lalu.
Toure, yang berasal dari Pantai Gading tidak pernah menyembunyikan
identitasnya sebagai seoarang Muslim. Jika Ramadan datang namun pas
musim kompetisi, semasa di Arsenal, Toure masih tetap berusaha berpuasa.
Namun ia mengakui jika tak tahan karena pertandingan menguras fisik,
Toure dengan berat hati membatalkan puasanya. “Tapi saya pasti akan
menggantinya di hari dan atau di bulan yang lain. Itu konsekuensi
sebagai seorang Muslim,” ujarnya.
Sedangkan Anelka adalah seorang mualaf. Setiap kali ia membuat gol,
selebrasinya adalah mendekapkan tangannya di dadanya seperti orang yang
tengah salat. Menurutnya itu sebagai rasa syukur dia sebagai seorang
Muslim. Seperti diketahui, sebelum memeluk Islam, ia dikenal sebagai
pemain bengal, berseteru dengan sesama pemain dan terhadap pelatih,
hingga tak heran ia banyak didepak oleh klub-klub sebelumnya. Sebut saja
Arsenal, Real Madrid, dan Liverpool. Belum lagi klub-klub menengah yang
pernah dibelanya semacam Man City atau Fenerbahce. Setiap Ramadan
datang, Anelka berusaha keras untuk selalu puasa.
Frederic Kanoute
Inilah sosok pesepak bola Muslim yang bisa dikatakan seorang Muslim
yang taat. Kanoute, asal Mali dan bermain di Sevilla—klub papan atas
Spanyol—selalu tak pernah lalai menjalankan kewajibannya sebagai seorang
Muslim. Kapanpun dan dimanapun ia bertanding, jika pas waktu salat,
maka ia akan melaksanakan salat di ruang ganti sekalipun pada jeda
pertandingan. Kemudian ia pun meminta jersey (kostum) khusus
ketika klubnya disponsori oleh sebuah rumah judi. Ia juga membeli sebuah
masjid di Sevilla, ketika masjid itu tak ada lagi yang mampu
membiayainya. Yang paling terkenal adalah dukungannya kepada Palestina.
Ketika Gaza dibom oleh Israel satu tahun yang lalu, dalam salah satu
selebrasinya, ia membuka jerseynya dan memperlihatkan kaus
dalamnya yang berwarna hitam dan berisi tulisan Palestina dalam berbagai
bahasa, termasuk bahasa Arab.
Setiap Ramadan, seberat apapun pertandingan di Liga Spanyol, Kanoute tak pernah membatalkan puasanya. Dan ia tetap menjadi goal-getter yang mumpuni.
eramuslim.com